Latest Games :

Sponsor

Home » » Keris Dari Masa Ke Masa

Keris Dari Masa Ke Masa

Sabtu, 05 September 2009 | 1komentar

Keris Dari Masa Ke Masa

Perjalanan perkerisan di Indonesia atau yang cakupan luasnya di Nusantara telah melalui berbagai macam proses dan perjalanan yang panjang, jauh sebelum nenek moyang kita mengenal budaya keris di Negara dan bangsa lain sudah mengenal senjata untuk pertahan diri yang berbentuk tombak, belati dan pedang.

Sejak jaman prasejarah (Jaman Batu) nenek moyang kita sudah mengenal senjata untuk mempertahankan diri berupa senjata gengam yang berasal dari batu (Kapak genggam Kapak persegi, Kapak lonjong, mata panah ), kemudian berkembang lebih lanjut pada jaman logam (jaman Perunggu) persenjataan ini berupa mata tombak yang terbuat dari logam.(Kapak Perunggu/kapak sepatu/kapak corong ) .
(sumber:http://members.tripod.com/~mputantular/arkeolog.html)

Kemudian peralatan ini terus berubah fungsi dan mulai awal masehi berbagai macam seni dan budaya mulai berkembang, peralatan yang tadinya sebagai alat berburu dan mempertahankan diri sudah mulai berubah fungsi sebagai sarana upacara dan kelengkapan adat istiadat dan pada masa itu pula sudah mulai muncul prototype keris puncaknya pada jaman Budha, seperti yang kita kenal sekarang ini ada Bethok Budha dan Jalak Budha. Pada masa itu hanya orang-orang tertentu saja yang boleh memiliki keris / atau yang lebih dikenal pusaka.

Perkembangan keris mulai meningkat lagi pada masa kerajaan Jenggala, Singasari dan Kediri puncaknya pada jaman Majapahit. Pada jaman ini keris mulai meluas tidak hanya ditanah jawa saja tapi jauh samapai di Thailand dan Philipina atau mungkin malah samai juga ke negeri china.

Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit dan mulai bermunculan kerajaan Islam di tanah Jawa seperti Demak, Pajang dan Mataram kebudayaan keris masih berkembang dan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo hal ini disebabkan semua penduduk atau masyarakat biasa diperbolehkan untuk memiliki senjata dan pusaka. Strategi ini juga yang dipakai beliau mengambil simpati rakyat untuk bersatu melawan Belanda. Rakyat dengan senang hati memesan beberapa keris kepada Empu yang mereka kenal. Pada masa ini sebagai masa keemasan budaya perkerisan di Nusantara.

Sampai akhirnya pada tahun 2005 Keris diakui dunia internasional (UNESCO) sebagai The Third Masterpieces of the Oral and Ingtangible Heritages of Humanity. Atau warisan budaya lisan dan kasatmata yang berguna bagi kemajuan kemanusiaan. Perkembangan keris mulai meningkat, banyak para peminat keris dari bangsa lain yang ingin ikut menikmati keindahan budaya keris tersebut . Namun diantara mereka banyak yang merasa tertipu mendapatkan keris asli tetapi baru, bahkan ada yang sampai berhenti total dan tidak minat lagi pada keris gara-gara merasa kecewa. Mungkin ini salah mereka juga tidak mau belajar keris dahulu secara baik dan benar sebelum membeli keris, hehehehe. Mungkin pesan ini berguna juga bagi para peminat keris pemula agar belajar dahulu kepada para sepuh dan ahli perkerisan baru kemudian membeli keris yang sesuai.

Budaya keris Indonesia sudah menjadi budaya dunia, kita tidak dapat lagi membendung keinginan dan minat mereka (para pecinta keris dari luar negeri) untuk ikut menikmati keindahan dan keistimewaan keris-keris kita, walau sebenarnya mereka sudah minat jauh sebelum deklarasi dari PBB tersebut. Kalau jaman dahulu para sesepuh berpesan bahwa keris itu harus disingitkan, disengker (disimpan dan disembunyikan) sekarang mungkin tidak sesuai lagi (jamannya sudah open source). Jaman sudah berubah, dan perubahan ini harusnya membawa pada kemakmuran budaya keris bukan sebaliknya. Sebuah budaya jika diakui oleh banyak pihak/orang/Negara maka budaya tersebut akan menjadi kuat dan menjadi budaya dunia. Dan akhirnya budaya tersebut tidak akan pernah mati, akan sangat berbeda jika sebuah budaya hanya dimiliki oleh segelintir orang dan akhirnya akan hilang bersama hilangnya manusia yang memilikinya tersebut.

Orang luar negeri ikut menikmati keris kita, silahkan saja…… !

Hanya saja yang harus selalu diingat, semakin banyak keris-keris sepuh/tua yang keluar negeri maka akan semakin berkurang asset budaya keris itu sendiri, alangkah baiknya mereka para pemerhati keris diluar negeri hanya diperbolehkan memiliki keris putran dari sebuah keris sepuh/tua, ini yang seharusnya dipahami oleh mereka yang berbisnis dalam dunia perkerisan di Indonesia, agar semakin lestari dan ngremboko(berkembang) budaya perkerisan di Nusantara tanpa melupakan untuk menjaga dan memeliharanya.

Semoga bermanfaat…..
© KerisDanuri, I, 2009
Share this article :

1 komentar:

  1. saya mau menjual keris jalak budha. untuk foto dan cek kerisnya silahkan hubungi saya di 081294905947, untuk ad,imd trims

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Keris Danuri - All Rights Reserved
2f016ac01447bc5e2791db846bd4c1a464a1cb408c46b79ba0
Proudly powered by Blogger