Filosofi :
Prasojo adalah istilah Jawa. Ia memiliki arti yaitu sederhana. Hampir serupa dengan kata ini adalah sakmadyo yang berarti secukupnya atau sepantasnya. Prasojo dan sakmadyo adalah kosakata yang biasa dijadikan pitutur atau nasehat untuk sebuah laku (pilihan sikap) dalam menjalani kehidupan.
Pitutur mulia ini biasanya ditujukan agar seseorang tidak terjebak dalam perilaku berlebihan, apalagi diluar batas. Sebagai makhluk yang diliputi beribu keinginan, manusia harus memiliki kendali agar tidak terjebak ketidakpantasan atau bahkan kehinaan karena sikap berlebihan. Sebab, sikap inilah yang kadang menjadi sumber siksa.
Prasojo dan sakmadyo, antar satu orang dengan orang lainnya mungkin berbeda ukuran dalam penerapannya. Namun, bukan berarti tidak ada kesamaan pandang. Yang dimaksud hidup sederhana, secukupnya atau sepantasnya itu apa tentu berdasar common opinion atau pendapat umum yang muncul dan mengalir di tengah masyarakat.
Dalam perspektif prasojo,ada perwujudan keinginan yang harus kita kendalikan. Pilihannya adalah hidup sederhana tanpa kehilangan kepuasaan karena sederhana itu sendiri juga memuaskan. Seperti yang kita tahu, kepuasaan dalam keinginan tak ada batasnya. Keinginan terhadap wanita, terhadap harta, apalagi terhadap rasa seperti kebiasaan kita berburu kuliner, fashion, liburan dan petualang, tentu tak ada ujungnya.
Bagaimana menerapkan hidup prasojo dalam kehidupan pribadi kita, tentu kita sendiri yang bisa mengukur. Namun seperti yang saya sebut sebelumnya selalu ada common opinion, selalu ada pendapat orang lain yang bisa dijadikan cermin untuk mengukur pantas tidaknya laku kehidupan sehari-hari kita.
Semoga kita tidak termasuk dalam orang yang bertindak kelewat batas. Hidup prasojo dan sakmadyo, sehingga tidak meniru para politisi yang selalu berlebihan dalam berhubungan dengan wanita, dalam memiliki harta, dalam menebar sensasi dan pesona yang ujung-ujungnya hanya kepalsuan. (Sumber Kompasiana)
0 komentar:
Posting Komentar